Terrifying Tales #4: Bloody Mary

Terrifying Tales #4: Bloody Mary

Penulis: Michael Kamp

RINGKASAN

Audiobook ini menceritakan dua anak berusia 10 tahun, Gemma dan Frida, sedang dijaga oleh Maya yang berusia 15 tahun. Maya suka menceritakan cerita misterius kepada mereka. Gadis-gadis itu merasa sangat senang dan ingin mendengar lebih banyak cerita seram, jadi Maya mengajarkan mereka sebuah permainan baru. Menyalakan lilin, berdiri di depan cermin, dan memanggil namanya sebanyak tiga kali, maka dia akan muncul. “Bloody Mary!” Permainan ini seru, tapi juga sedikit menakutkan. Untungnya, itu hanya permainan dan Bloody Mary tidak nyata. Ataukah memang begitu?

Gemma dan Frida tertarik dan mendekati cermin sambil membawa lilin. Mereka berdiri di depan cermin di kamarnya Maya, yang dihiasi dengan berbagai poster band rock. Suara bisikan mereka bergema, “Bloody Mary… Bloody Mary… Bloody Mary…” dengan gemetar dan cemas. Namun, tak ada apa-apa yang terjadi.

Mereka tertawa dan melepaskan napas lega. “Lihat, tidak ada yang terjadi. Bloody Mary hanyalah cerita palsu,” kata Maya dengan senyum. Dia berusaha menenangkan mereka dan merasa lega bahwa permainan itu hanya sekadar lelucon.

Namun, ketika mereka berbalik untuk meninggalkan kamar, sesuatu yang aneh terjadi. Gemma melihat bayangan di cermin, dan dia merasa ada tangan yang menariknya ke dalam cermin itu. Dia berteriak keras, dan Frida dan Maya berbalik dengan cepat.

Cahaya lilin bergetar dan sesuatu yang merah darah terlihat dalam cermin. Gadis-gadis itu merasa jantung mereka berdetak kencang ketika sosok berwajah pucat dengan mata merah seperti darah muncul di cermin, dan ia tersenyum dengan tajam. Itu adalah Bloody Mary.

Ketiganya berlari keluar dari kamar dan menutup pintu rapat-rapat. Mereka terengah-engah dan ketakutan. Apa yang mereka alami? Apakah Bloody Mary nyata?

Mereka berbicara berbisik dan mencoba meredakan ketakutan mereka. Mereka kemudian membuka pintu kamar dengan perlahan, tapi cermin itu kembali biasa saja, tidak ada tanda-tanda Bloody Mary.

Mereka tidak pernah tahu apakah itu nyata atau hanya ilusi ketakutan mereka. Tapi satu hal yang pasti, permainan itu tidak akan mereka mainkan lagi, dan cerita-cerita misterius Maya menjadi lebih menakutkan dari sebelumnya. Dari hari itu, ketiga gadis itu tahu bahwa beberapa cerita mungkin lebih baik dibiarkan sebagai cerita belaka.

KATEGORI

Anak